Klik Gambar
Lampung Timur-(HPN)- Ketua Gapoktan Fajar Makmur yang baru mempertanyakan dana PUAP yang di pinjam oleh Zainal Fanani pada saat itu, dikembalikan dan titipkan di Kepala Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Hari Jum’at (04/01/2022).
Pasalnya Dana Puap yang dipinjam oleh Zainal Fanani sebesar sejumlah Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta) masih di kembalikan dititipkan sebesar sejumlah Rp.30.000.000,- ( tiga puluh juta) kepada kepala desa taman Fajar hingga saat ini belum kembali ke Gapoktan.
Sementara itu Musyawarah Mediasi itu sudah pernah dilakukan namun sangat di sayangkan ketua Gapoktan yang lama periode sutoyo tidak menghadiri musyawarah tersebut.
Musyawarah Mediasi Terkait Permasalahan Gapoktan Fajar Makmur di Balai Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Rabu Malam (17/11/21).
Dana Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan (BLM PUAP) Tahun 2010-2013, Senilai Sebesar Rp.100.000.000, ‘-Juta.
Padahal sesuai dengan juknis dan pedoman umum, uang tersebut hanya bisa digunakan untuk kepentingan kelompok tani. Salah satunya melalui sistem simpan pinjam, proses penggunaan dana tersebut harus sesuai dengan Rencana Usaha Bersama(RUB) dan Rencana Usaha Kelompok (RUK).
Dana PUAP untuk kelompok tani itu adalah dana hibah pelaporan ke Dinas Pertanian, untuk melaporkan perkembangan dana tersebut setiap pertahunnya.
Saat dikonfirmasi awak media Ketua Gapoktan Fajar Makmur yang baru Firdaus mengatakan sampai saat kita masih menunggu pada saat itu ada mediasi ada pak camat ,kades , pengurus kelompok tani dan ketua Gapoktan saya sendiri, mempertanyakan mediasi kepada pak camat soal dana yang Rp.30juta, artinya siangnya kumpulan kelompok tani Yang hasilnya sementara itu uangnya Rp.30juta di titipkan ke pada kepala desa,” Ucapnya firdaus.
Pada saat itu pak camat purbolinggo juga menyarankan mempertanyakan SK Gapoktan yang baru, setelah SK yang baru diterima pak camat dan dibaca, pak camat pun memutuskan dananya segera di gelontorkan ke Gapoktan, “Ungkapnya.
Namun sampai hari ini belum ada dana nya turun ke Gapoktan kami juga masih menunggu apa yang harus kami lakukan untuk itu, kondisi saat ini karena dananya belum ada sementara kami diam dulu.
Sementara itu kalau kaitannya dengan buku rekening itu tidak mudah, kami khawatir kalau di BRI di oper alih, khawatir nya hanya satu nanti pak sutoyo Ketua Gapoktan yang lama melimpah kan itu ke kami semua ke Gapoktan yang baru, sedangkan itu yang seharusnya masih tanggung jawab pak sutoyo sesuai dengan perjanjian pergantian pada saat itu, ” Jelasnya.
Sehingga nya kami belum berani mengganti buku itu harapan kami kalau dana nya Kess tunai itu juga akan sampaikan kepada ke kelompok tani dan di depan camat pada saat itu juga kita sampaikan ketika ada kelompok tani yang mau menggunakan silahkan mengajukan draf pembiayaan untuk pinjaman ke Gapoktan yang akan di kelola kelompok tani, ” Paparnya.
Kemudian sampai hari ini pun tidak ada yang mengajukan untuk pengajuan dana tersebut, harapannya Gapoktan sebenarnya kalau kelompok tani itu mengajukan jadi kami mau mendatangi kepala desa soal dana tersebut biar di gulirkan ke kelompok tani,
Selanjutnya ada permintaan kalau kita boleh kan secara langsung, itu terjadi kesalahan karena memang dana itu bukan sistem nya bukan milik kelompok tani, tetapi dana yang di kelola oleh Gapoktan dan melibatkan kelompok tani.
Sampai saat ini belum ada komunikasi dengan Zainal karena memang Kondisinya pembayaran itupun melalui udah ke Gapoktan yang 30 juta melalui kepala desa taman fajar, jadi mau mendatangi lagi untuk kaitan untuk menagih hanya merasa tidak enak saja,” Tuturnya.
Harapannya kami dari awal kami sudah menekan ke pada pak sutoyo, untuk menagih lagi, karena itu memang tanggung jawab beliau. Bahkan bukan di tempat Zainal saja yang ada di petani yang macet, kami juga sudah meminta berkas nya dari pak sutoyo, sampai saat ini Sutoyo belum memberikan berkas.
Selain itu juga kami tidak diberikan informasi, berkas yang macet di petani itu kami juga berharap berkas yang macet di petani, dari Gapoktan mintanya pak sutoyo harus terbuka, biar kami dari Gapoktan yang baru ini tau, kalau itu macet di siapa, kami pun akan berusaha ke petani kalau hari ini datanya di periksa, “pungkasnya Zahir Firdaus. (Eko)