Klik Gambar

Kota Metro-Halopaginews.com- Dinas Kesehatan Kota Metro menggelar Pelatihan Edukasi Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan Metode Emo Demo Bagi Tenaga Kesehatan, bertempat di Ballroom Hotel Grand Sekuntum dan Aula Dinas Kesehatan Kota Metro.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro, Dr.Eko Hendro Saputra,ST.,MKes yang hal ini diwakili Sabarina Amir,S.Farm,.Apt selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Metro, menyampaikan bahwa Kegiatan Pelatihan Edukasi Gizi 1000 HPK dengan metode Emo Demo bagi tenaga kesehatan ini bekerjasama dengan Hanacaraka Training Center Indonesia PT Prima Medisina Hanacaraka sebagai Institusi Penyelenggara Pelatihan Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut Institusi Penyelenggara Pelatihan Bidang Kesehatan yang telah terakreditasi B Kementrian Kesehatan,”ucapnya Eko Hendro Saputro Dalam sambutannya dan sekaligus menutup acara tersebut. (3/5/25).
Dikesempatan itu Sabarina,mengatakan kegiatan Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) yang dikarenakan kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (sejak janin hingga anak usia 2 tahun).
Hal ini berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, yang juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan, “ucapnya.
Sabarina juga menegaskan untuk merubah perilaku masyarakat yang lama ke perilaku baru yang lebih baik tentulah tidak mudah. Salah satunya merubah perilaku hidup sehat, dibutuhkan berbagai pendekatan dari pendidikan, penyuluhan hingga konseling untuk dapat merubah perilaku masyarakat.

Sehingga diperlukan suatu pendekatan yang efektif agar program dapat tercapai. Salah satu metode pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat yaitu dengan metode Emotional Demonstration (Emo Demo), namun apakah Emo Demo itu? Emo Demo merupakan metode pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat target atau sasaran dari perilaku yang tidak baik atau tidak sehat ke perilaku sehat,”paparnya.
Metode dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang sangat partisipatif yang bertujuan untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara yang menyenangkan dan atau menyentuh emosi, sehingga mudah diingat dan berdampak perubahan perilaku.
Tim Fasilitator Hanacaraka Training Center Indonesia PT Prima Medisina Hanacaraka memberikan demonstrasi 10 modul Emo Demo melalui peragaan yang sangat menarik dan sederhana namun mampu menyentuh emosi peserta,”ungkapnya Sabarina.
Selain itu, Demo dilakukan dengan metode komunikasi ringan sehari-hari dan peragaan yang menarik untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dengan tujuan merubah perilaku masyarakat target. Harapannya, setelah pelatihan peserta mampu mengaplikasikan dalam kegiatan pendampingan di Kota Metro.
Dan akhirnya atas izin dari Tuhan Yang Maha Esa dan kita yang hadir di ruangan ini saya nyatakan Pelatihan Edukasi Gizi 1000 HPK dengan metode Emo Demo bagi tenaga kesehatan Tahun 2024 secara resmi di tutup, “pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Tim Kerja Subtansi Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Metro Verdalena Hasan, SKM, M.Kes menambahkan bahwa dalam Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan secara daring/online selama 2 hari yaitu tanggal 16-17 Juli 2024 dan secara luring/offline yaitu tanggal 19-20 Juli 2024.
Diketahui, proses Pelatihan dalam pertemuan ini yaitu mengisi pretest dan post test, Paparan dan Tanya Jawab, Diskusi, Praktik, Teori dalam kelas (role play), Penugasan dan Praktik Lapangan.
Peserta pertemuan yang hadir terdiri dari Petugas Pemegang Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Gikia, Dari Seluruh Puskesmas Se-Kota Metro,” ungkap Verdalena.
Tampak hadir Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Metro,dr. Achmad Redho Akbar sebagai salah satu narasumber Rencana Tindak Lanjut (RTL) pada pelatihan Edukasi Gizi 1000HPK dengan metode Emo Demo bagi Tenaga Kesehatan.
Sementara dr.Redho Akbar juga mengatakan bahwa di penghujung pelatihan, para peserta diminta untuk membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL). Dan ini tidak sekedar tugas dalam pelatihan saja, akan tetapi harus disesuaikan dengan identifikasi masalah di tempat masing-masing. Perencanaan ini penting dilakukan dengan semua tertata, mulai dari planning, organising, acunting dan conrtoling (POAC) benar-benar diterapkan dengan baik,”ungkap dr redho. (ADV)