LITERASI DIGITAL KABUPATEN LAMPUNG TENGAH – PROVINSI LAMPUNG

Foto LITERASI DIGITAL KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT–PROVINSI LAMPUNG

| 𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕵𝖆𝖉𝖎 𝕻𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆 𝕾𝖊𝖙𝖎𝖆.

Klik Gambar

Halopaginews.com|Senin, 25 Oktober 2021, Jam 13.00 WIB
Dalam mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024 oleh Presiden Jokowi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL merupakan 4 (empat) pilar yang diberikan dalam kegiatan webinar Literasi Digital 2021.
Gubernur Lampung, Ir. H. Arinal Djunaidi menjadi keynote speaker dalam webinar dengan tema besar MASYARAKAT DIGITAL, yang dipaparkan oleh para nara sumber Nasional dan Lokal yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang Key Opinion Leader yang memberikan sharing session di akhir webinar.
Dr. Siska Armawati, S.Sos Dosen dan Praktisi memberikan pemaparan tentang pengenalan dasar internet. Manfaat internet antara lain sebagai Personal Branding, untuk usaha, mencari informasi, informasi kesehatan, edukasi, sosial dan hiburan. Dr.Siska juga membahas pemanfaatan internet di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) dimana Satelit Internet adalah solusi untuk daerah yang tanpa sinyal (menggunakan transmisi dari luar angkasa. Kelebihan Satelit Internet salah satunya adalah jangkauan yang luas baik di area pegunungan, pesisir sampai ke pelosok yang belum terjangkau layanan komunikasi lainnya. Sementara Muhammad Teddy, Ketua Umum HMI UIN RIL membahas tentang multikultularisme di ruang digital. Penerapan multikultularisme di dunia digital akan semakin mudah, dan dampak positifnya menurut Herry Kurniawan (2018) bahwa urgensi pendidikan multicultural dapat dipahami dalam 3 hal yaitu sarana alternatif pemecah masalah, supaya peserta didik tidak tercabur dalam akar budaya dan sebagai landasan pendidikan multicultural. Sementara dampak negatifnya antara lain rasisme, radikalisme dalam media sosial.
Melanjutkan pembahasan dari Muhammad Teddy tentang pendidikan multikulturalisme, Dr. Hj. Rofikatul, M.Si Widyaiswara Ahli Madya Kementerian Agama memaparkan peran orang tua dalam memberikan ajaran keamanan internet. Orang tua berperan untuk memperkenalkan internet berdasarkan usia anak, dengan cluster usia 2-6 tahun tidak boleh menggunakan internet sendiri, 7 -12 tahun mulai meminta kebebasan untuk ber internet, 13 – 15 tahun membutuhkan lebih banyak pengalaman dan 16 – 18 tahun mulai aktif menjalani kehidupan social dan mencoba mencari informasi sesuai kebutuhan, ketertarikan dan rasa penasaran. Gunakan software Parental untuk membantu tangkal internet tidak aman (pornografi, sadism), contoh software www.K9webprotection.com dan browser anak untuk filter berbagai situs, gambar, foto yang tidak layak, contoh software www.kidrocket.org . Arief Ansori, Penggiat Kegiatan Sosial Gembala menjelaskan tentang pengaruh berita hoax di media sosial. Dampak buruk hoax antara lain timbul perpecahan, opini negatif, tidak percaya fakta dan menurunkan reputasi seseorang. Kita harus paham cirri hoax, diantaranya judul yang provokatif, manipulasi foto dan video, alamat situs / sumber yang tidak jelas dan sebagainya. Key Opinion Leader oleh Ichal Faisal seorang Broadcaster yang menjadi penutup webinar dengan menjelaskan bahwa

Baca Juga :  Wali Kota Metro Didampingi Wakil Wali Kota Metro Hadiri Acara Halal Bihalal di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro

Rabu, 27/10/21

Dilaporkan oleh : safril