3 Ormas Islam Lampura Geruduk Posko Gugas Covid-19

| 𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕵𝖆𝖉𝖎 𝕻𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆 𝕾𝖊𝖙𝖎𝖆.

Klik Gambar

Lampung Utara (HPN) – Jamaah Tabligh (JT) Lampung Utara bersama Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) dan Front Pembela Islam (FPI) Lampura datangi Posko Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lampung Utara, untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait Jamaah Tabligh yang notabene jadi sasaran Karantina Corona di Lampung Utara. Rabu (10/06/2020).

Kedatangan ketiga Ormas Islam tersebut, atas dasar menginginkan kejelasan terkait dengan tanggapan masyarakat, bahwa Jamaah Tabligh Lampung Utara merupakan pembawa petaka, sumber penyakit Corona dan penetapan jamaah sebagai suspect corona tanpa ada surat hasil uji swab.

Anggapan tersebut didasari karena semua pasien yang dikarantina merupakan anggota Jamaah Tabligh, asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa kami pembawa virus tersebut, jelas salah satu Tokoh JT.

“Kenapa hanya kami yang dijadikan sasaran tembak Tim Gugus Covid-19, padahal semua orang bisa terkena penularan virus Corona,” jelas salah satu anggota JT.

Pada pertemuan dengan Posko Gugus Covid-19 Kabupaten, Mery selaku Ketua BKMT Lampung Utara juga mempertanyakan, mengapa hanya Jamaah Tabligh yang dijadikan target Rapid test dan karantina?.

“Terlebih lagi guru kami, Ustadz Zaenal Abidin dari Tata Karya harus menjalani karantina di Islamic center tanpa ditunjukkan hasil swabnya, sehingga image yang berkembang hal tersebut terlalu dipaksakan,” kata Meri.

Baca Juga :  Dinkes Lampung Utara Bantah Tudingan Lamban Penanganan DBD

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Sekretariat Tim Gugus Tugas Covid kabupaten Lampung Utara Sany Lummy menjelaskan bahwa, mereka sangat mengapresiasi kunjungan tersebut.
Memang pada kenyataannya, dampak sosial kepada pasien dan keluarganya justru lebih besar daripada perawatan orang yang terpapar tersebut.

“Ini menjadi pembelajaran kita bersama, Virus Corona bukanlah Aib tapi merupakan musibah dan tugas Pemerintah adalah memastikan orang-orang yang terpapar tersebut untuk sehat,” ujar Suni lummy.

Terkait dengan anggapan masyarakat, hanya jamaah Tabligh yang Notabene pembawa virus, Ketua Sekretariat Tim Gugus Tugas menjelaskan bahwa memang saat ini karena keterbatasan logistik maka fokus Tim ke tiga kluster, yaitu Jamaah Tabligh, Santri Temboro dan Eks Jamaah yang ikut dalam Itjima Ulama di Gowa Sulawesi.

“Masyarakat harus mensupport kawan-kawan Jamaah Tabligh, karena ini untuk kita bersama bukan sebaliknya mengejek dan membully mereka,” harap Suni lummy.

Ketika awak media menyinggung masalah keluhan salah satu Jamaah Tabligh yang pernah dikarantina, yaitu ustadz Toha, ketika dirawat di Islamic center minin pelayanan kesehatan. Hanya diberikan makanan bahkan harus cek suhu tubuh sendiri, tanpa ada pemberian obat. Tim Gugus Tugas mengatakan permohonan maaf, atas segala ketidaknyamanan tersebut.

Baca Juga :  Tim TP-PKK Lampura, Hadiri Pengajian Akbar Triwulan Muslimat NU Dan Halal Bihalal

“Ini masukan bagi kami seluruh Tim untuk meningkatkan lagi pelayanan kesehatan, karena untuk Covid-19 ini belum ada obat khusus kecuali ada penyakit penyerta itulah yang kami obati.” tukas Dokter penanganan karantina.

Atas dasar pelayanan yang tidak maksimal, maka ketiga Ormas Islam tersebut meminta agar Ustadz Zaenal dan kawan-kawan dapat menjalankan karantina mandiri di rumah mereka masing-masing.

Tim Gugus Covid akan berkoordinasi dengan Plt. Bupati Lampung Utara selaku ketua Tim Gugus Covid Kabupaten Lampung Utara untuk menyampaikan tuntutan Jamaah.

Asumsi yang beredar, bahwa ada skenario terhadap Jamaah Tabligh untuk mengeruk keuntungan atas dasar Surat Menteri Keuangan S-275/MK 02/2020 bahwa, besaran perawatan pasien covid mencapai puluhan juta rupiah. Ketua Sekretariat menampik hal tersebut.

“Kondisi tersebut berlaku apabila Lampung Utara telah memasuki Zona Merah, maka perawatan yang ditanggung pemerintah mencapai angka tersebut, namun kondisi saat ini semua biaya pelayanan di karantina sesuai dengan tindakan medis yang pembayaran melalui BPJS,” pungkas Suni lummy. (Wawan/tim)

Dilaporkan oleh : Redaksi Halopaginews