Klik Gambar
Lampung-Halopaginews.com- Jannah (58), Warga Cintasari, Desa Taman Agung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, memohon mengetuk pintu hati Bupati Lampung Selatan, Gubernur Lampung, dan Presiden RI Joko Widodo.
Ia memohon bantuan pemulangan jenazah anaknya, Ahmad Cahyani alias Jay (36), yang meninggal di Kamboja, pada 11 Mei 2024 lalu.
Karena sudah 40 hari, maka Jannah hanya punya waktu 2 hari hingga besok, Minggu, 23 Juni 2024, untuk memberikan keputusan akhir. Ahmad dimakamkan di Kamboja, atau dipulangkan ke Indonesia!
“Kami terkendala biaya, pak. Untuk pemulangan butuh Rp124 juta. Jadi kalau lewat Senin, dimakamkan di sana. Biaya juga berat bagi kami, Rp.52 juta,” ucap Halimah (27), adik Ahmad, saat menghubungi detikkini.id pada Sabtu, 22 Juni 2024, pagi.
Halimah yang sudah berkeluarga dan menetap di Cilegon, Provinsi Banten, mengaku sejak sang kakak meninggal, harus bolak balik ke Provinsi Lampung. Dia terus berupaya menenangkan kesedihan hati sang bunda. Sekaligus berupaya memproses pemulangan jenazah Ahmad ke Indonesia.
“Ibu setiap hari menangis. Kemana lah saya harus memohon bantuan. Pak Bupati (Lampung Selatan), Pak Gubernur (Lampung), dan Pak Presiden, tolong bantu pemulangan jenazah abang kami,” kata Halimah lirih.
Dirinya mengaku telah berupaya untuk menemui Bupati Lampung Selatan, Gubernur Lampung, bahkan berupaya menemui Presiden RI Joko Widodo di istana negara. Semua hasilnya nihil.
“Kami sadar Bang Ahmad berangkat menggunakan visa kunjungan, bukan sebagai pekerja (Migran Indonesia). Tapi kami memohon keadilan. Pak bupati, gubernur, dan presiden, tolong bantu pemulangan jenazah abang kami. Karena abang juga ditipu oleh temannya,” tuturnya.
“Ini (Sabtu pagi), saya lagi upaya bertemu Pak Nanang Ermanto. Semalam sudah ke rumah beliau, tapi tidak ketemu. Informasinya hari ini ada bedah rumah di Sidomulyo. Saya akan ke sana,” kata Halimah melanjutkan.
Lalu, Halimah menceritakan awal mula sang kakak ke Kamboja. Ahmad bertemu dengan Hani, temannya asal Kabupaten Lampung Timur. Hani mengenal Ahmad dengan nama Jay.
Hani ternyata selama ini bekerja di Kamboja. Dia mengaku sebagai pekerja cafe. Disampaikan pula bahwa penghasilannya cukup lumayan. Dan Ahmad alias Jay pun tertarik. Padahal, ia sedang diperdaya Hani dengan iming-iming penghasilan Rp.12 juta per bulan.
“Abang tertarik dan berangkat karena ingin merubah nasib. Kami keluarga tidak punya. Bapak, Melihat sudah meninggal. Rumah sudah tergadai. Jadi, abang pilih berangkat untuk menuntaskan semua, eh malah tertipu,”tutur Halimah.
Sebab, begitu berangkat dan bekerja di Kamboja pada Desember 2023 lalu, ternyata Ahmad diharuskan menjalankan aksi scamming (penipuan).
“Abang harus menipu. Merayu orang-orang dari Indonesia. Harus capai target setiap bulannya. Karenanya abang mengeluh ingin pulang,” ujar Halimah.
Belum lagi, penghasilan yang diterima hanya Rp2,5 juta setiap bulan. Padahal, sang bos di Kamboja pernah memanggil Ahmad, menyampaikan gajinya Rp.15 juta.
“Saya sama abang sering dari chat via WhatsApp. Diberitahu bos gajinya segitu, abang ya kaget. Jadi abang saya ya benar-benar tertipu oleh Hani,” kata Halimah.
Ternyata, yang senasib dan sepenanggungan seperti itu bukan cuma Ahmad. Ada 25 orang lainnya.
Akhirnya, mereka sepakat melarikan diri. Mereka meminta pertolongan polisi Imigrasi. Karena keberadaannya di Kamboja menggunakan visa kunjungan dan telah melewati batas waktu, mereka semua ditahan di Keimigrasian. Kedutaan Besar Republik Indonesia pun diberitahukan, untuk dilakukan proses pemulangan.
“Sebenarnya abang akan pulang pada hari Senin, dua hari sebelum meninggal. Kami sempat komunikasi. Abang minta kirimkan uang untuk pembelian tiket pesawat. Abang meninggal Sabtu. Dia sakit nggak ngomong. Mungkin ditahan-tahannya, pak,”tutur Halimah.
Halimah pun mengakhiri pembicaraan via telepon karena akan menuju ke Sidomulya. Dirinya, akan mencari lokasi program bedah rumah yang akan dihadiri oleh Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto.
“Waktu kami hanya sampai besok (Minggu) untuk memberikan kepastian kepada pihak rumah duka di Kamboja. Saya mau memohon pertolongan Pak Nanang,”ucap Halimah. (*)