LITERASI DIGITAL KABUPATEN WAY KANAN – PROVINSI LAMPUNG

| 𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕵𝖆𝖉𝖎 𝕻𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆 𝕾𝖊𝖙𝖎𝖆.

Klik Gambar

Halopaginews.com
Senin, 22 November 2021, Jam 13.00 WIB
Dalam mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024 oleh Presiden Jokowi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL merupakan 4 (empat) pilar yang diberikan dalam kegiatan webinar Literasi Digital 2021.
Keynote speaker oleh Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc dalam webinar dengan tema besar MEDIA SOSIAL SEBAGAI WADAH DEMOKRASI, yang dipaparkan oleh para nara sumber Nasional dan Lokal yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang Key Opinion Leader yang memberikan sharing session di akhir webinar.
Salah satu yang harus dihindari dalam berdemokrasi di media digital adalah kebebasan dalam berekspresi di media sosial seperti yang dipaparkan oleh Muhammad Irfan, S.E. Kebebasan berekspresi dan batasnya tertuang di pasal 19 ayat 2 Konvenan Internassional dan pasal 28E ayat 3 UUD 45. Topik mulai dari pembahasan politik sampai kehidupan sehari hari dapat dituangkan di media sosial. Hati hati dalam berkomentar, jajaki informasi yang mungkin sedang menjatuhkan saingan dalam era politik dan pemilu dan sebagainya. Lindungi akun media sosial kita, mengedukasi masyarakat, jangan menyebarkan hoax dan lain lain sebagai cara dalam bereskpresi di media sosial. Ditambahkan oleh Gesit Yudha, M.I.P tentang bahaya radikalisme dan terorisme. Urgensi literasi digital dalam menangkal radikalisme pada generasi milenial di era revolusi industri 4.0, dirumuskan Belshaw 2019, yaitu ada elemen esensial literasi digital yaitu cultural (paham konteks), cognitive (meluaskan pikiran), constructive (menciptakan hal positif), communicative, confident, creative, critcal dan civic (mendukung civil society). Di ibaratkan literasi digital merupakan vaksin sedangkan radikalisme adalah penyakit.
Fadlul Rahman, S.Hum.,M.Hum menyatakan bahwa di masa pandemi covid 19 sangat berdampak pada pengguna internet pada anak. Anak dipacu untuk kreatif dan paham dalam berinternet seperti pembelajaran online, tugas dan pencarian informasi pelajaran. Khusus dampak negatif dunia internet pada anak adalah salah satunya cenderung kecanduan, penyalahgunaan pencarian informasi (pornografi) dan cenderung mengisolasi diri. Mari kita cegah dengan jalan batasan waktu berinternet, manfaatkan fitur parental control, mengajarkan pentingnya privasi, orang tua harus melek teknologi dan menjelaskan tentang cyber bullying. Sementara Aly Sangadji membahas tentang ekonomi digital dimana cirinya adalah melakukan perdagangan global dan banyak memotong mata rantai para perantara. Kegiatan ekonomi digital didukung oleh internet hingga kecerdasan buatan ( Artificial Intelegent) dan otomatis merubah kegiatan ekonomi dan bisnis masyarakat yang awalnya manual menjadi otomatis. Webinar ditutup oleh Influencer Nelly Carey yang menjadi Key Opinion Leader yang menekankan untuk tidak menjadikan akun media sosial kita sebagai wadah demokrasi yang tidak sehat. Jadikan akun media sosial kita sebagai panutan bahkan menjadi panduan yang benar dalam melakukan demokrasi melalui media digital.

Dilaporkan oleh : safril