Klik Gambar
Tulang Bawang-(HPN)- Musim tanam telah tiba, didampingi Penyuluh Pertanian Ambar Andriyanto, SP., Kepala Kampung Mulyodadi dan Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Anggota Gapoktan Mulyodadi dan Poktan Se Kampung Mulyodadi melakukan melakukan gropyokan tikus. Hal ini sebagai upaya pengendalian hama tikus yang masih menjadi hama utama tanaman padi.
Pengendalian hama tikus (Rattus argentiventer) dengan cara gropyokan merupakan salah satu pengendalian hama tikus di areal persawahan dengan memburu secara langsung dengan cara pembongkaran lubang-lubang yang dicurigai sebagai sarang tikus,” ucapnya Penyuluh Pertanian Ambar Andriyanto, SP. Rabu (13/12/23).
Secara gotong royong, petani di Kecamatan Rawapitu melakukan gropyokan dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti kayu, cangkul, gas, ember, dan lainnya.
Selain gropyokan, pengendalian hama tikus juga dapat dilakukan dengan pemasangan perangkap sebagaimana yang dilakukan oleh petani yang tergabung dalam Poktan Harapan Maju Kampung Gedung Jaya Kecamatan rawajitu Selatan.
Anggota Poktan dan didampingi PPL Hendra Saputra, S.TP. kompak memasang umpan secara massal pada Hari Sabtu, 10 Desember 2023. Dan pada Hari Minggunya didapati sejumlah tikus telah mati setelah memakan umpan yang ditabur petani.
Pengendalian tikus di awal musim tanam seperti saat ini merupakan upaya pengawalan tanam guna pengamanan pangan di tengah perubahan iklim el nino. Tikus merupakan hama yang harus diwaspadai dan dikendalikan karena tikus merupakan hama cerdas yang dapat beradaptasi dengan lingkungan secara cepat.
Selain itu, tikus juga memiliki kemampuan berkembangbiak dan mobilitas serta mempunyai daya rusak pada tanaman yang cukup tinggi. Potensi kehilangan hasil akibat serangan tikus sangat besar karena tikus menyerang tanaman sejak di persemaian hingga menjelang panen, bahkan sampai di gudang penyimpanan (Dirjen TP, 2023).
Menurut Elida Koordinator POPT Kabupaten Tulang Bawang, pengendalian hama tikus dimulai sejak musim tanam tiba ketika lahan persawahan belum ditanami padi sehingga memudahkan pergerakan ketika gropyokan dan penyisiran lubang-lubang yang disinyalir sebagai sarang tikus, “ujarnya.
Pengendalian tikus harus dilakukan secara serentak dan kontinyu untuk mengamankan produksi padi dari kerusakan dan kerugian yang lebih serius, ” pungkasnya. (Red)