Hukumnya Menyentuh Alat Kelamin Istrinya Dibulan Puasa Ramadhan

| 𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕵𝖆𝖉𝖎 𝕻𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆 𝕾𝖊𝖙𝖎𝖆.

Klik Gambar

Lampung-Halopaginews.com- Ketika kita berpuasa, maka kita diharamkan berjimak dengan pasangan kita. Jika kita berjimak dengan sengaja, maka puasa kita batal. Selain itu, jika puasa tersebut adalah puasa wajib di bulan Ramadhan, maka kita wajib membayar kafarah. Namun bagaimana jika kita hanya menyentuh kemaluan pasangan saat berpuasa, apakah puasa batal?

Menyentuh kemaluan pasangan, baik suami atau istri, termasuk bagian dari mubasyarah atau bercumbu melalui kontak fisik secara langsung. Menurut para ulama, bercumbu dengan pasangan saat melakukan puasa tidak membatalkan puasa selama hal itu tidak menyebabkan keluar sperma. Jika sampai menyebabkan keluar sperma, maka puasanya batal.

Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawi Al-Kabir berikut;

أما إن وطئ دون الفرج أو قبل أو باشر فلم ينزل فهو على صومه لا قضاء عليه ولا كفارة، وإن أنزل فقد أفطر ولزمه القضاء إجماعا

Baca Juga :  Haul Pertama Ponpes Bina Ulama Kisaran

Artinya:
Jika seseorang mewathi’ selain farji’, atau berciuman dan bermesraan tanpa ada sperma yang keluar, maka puasanya tetap dinilai sah, tak perlu diqadha dan tak perlu membayar kafarat. Namun jika spermanya keluar, maka puasanya batal dan wajib mengqadha puasa tersebut menurut kesepakatan para ulama.

Meski tidak membatalkan puasa, namun bercumbu dengan pasangan seperti menyentuh kemaluan dan lainnya, jika tidak sampai membangkitkan syahwat, maka hukumnya adalah makruh. Namun jika sampai membangkitkan syahwat, maka hukumnya haram meskipun tidak sampai membatalkan puasa.

Menurut para ulama, selama kita berpuasa, kita dianjurkan untuk meninggalkan hal-hal yang berkaitan dengan syahwat, baik syahwat mata, syahwat penglihatan, persentuhan, dan lainnya. Tentu termasuk syahwat yang dianjurkan untuk ditinggalkan di antaranya adalah bercumbu dengan pasangan, apalagi sampai menyentuh kemaluan pasangan.

Baca Juga :  Ali Rahman Ambil Berkas Pertama Cakada Dari PDI Perjuangan 

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu berikut;

ويسن له ترك الشهوات المباحة التى لاتبطل الصوم من التلذذ بمسموع ومبصر وملموس ومشموم كشم ريحان ولمسه والنظر اليه لما فى ذلك من الترفه الذى لا ينسب حكمة الصوم ويكره له ذلك كله كدكدخو

Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk meninggalkan hal-hal yang berkaitan dengan syahwat yang dibolehkan dan tidak membatalkan puasa, mulai dari kenikmatan yang berhubungan dengan pendengaran, penglihatan, persentuhan, dan penciuman, seperti mencium bunga, menyentuhnya dan memandanginya. Karena hal itu termasuk kesenangan yang tidak sesuai dengan hikmah puasa. Semua itu hukumnya makruh, sebagaimana makruh memasuki pemandian. Dilansir dari beberapa media. (DBS)

Dilaporkan oleh : Redaksi Umum