Bupati Ela Dukung Warga Desa Labuhanratu Yang Memiliki Inovasi Kreatif Kain Batik

| 𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕵𝖆𝖉𝖎 𝕻𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆 𝕾𝖊𝖙𝖎𝖆.

Klik Gambar

Lampung Timur-Halopaginews.com- Batik ekoprin menjadi produk unggulan Kelompok Wanita Tani (KWT) Darma Lestari di Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur. Batik bermotif bunga ini dibuat secara alami tanpa bahan kimia dan telah menarik perhatian wisatawan mancanegara.

Batik ekoprin ini menggunakan bahan dasar kain katun bambu. Motif bunganya diperoleh dari beragam dedaunan seperti daun kenikir, pakis, Afrika, hingga daun biden. Seluruh corak tercipta melalui proses alami yang ramah lingkungan.

Untuk menghasilkan satu potong pakaian berukuran dewasa, diperlukan waktu hingga tiga hari. Proses ini sepenuhnya menggunakan zat pewarna alami dari daun-daunan, tanpa campuran zat kimia sedikit pun.

Baca Juga :  Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Dihadiri Danramil 429-05/Sukadana

“Memang harganya sedikit lebih mahal dibanding batik biasa, satu potong bisa mencapai Rp300 ribu,” ujar Ketua KWT Darma Lestari, Siti Komariah, saat ditemui di sela-sela kegiatan Hari Bumi di Desa Labuhanratu IX, Selasa (22/4/2025).

Menurut Siti, batik ekoprin kerap diburu wisatawan asing yang tengah berlibur ke Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Lokasi produksi batik yang berada di kawasan penyangga hutan TNWK menjadi nilai tambah tersendiri.

Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, turut hadir dalam acara peringatan Hari Bumi tersebut dan mengaku terkesima dengan keindahan batik bermotif bunga yang dipamerkan para anggota KWT. Bahkan, ia membeli dua potong batik ekoprin sebagai bentuk dukungan.

Baca Juga :  Serka Jaswadi Gotong Royong Pembersihan Sekaligus Penimbunan Berem Jalan

“Saya sangat mendukung apa yang dilakukan Bu Siti Komariah dan rekan-rekannya. Ini bentuk inovasi nyata dari para ibu-ibu desa,” ujar Ela.

Ia juga berharap pemerintah desa dapat memberikan dukungan lebih bagi warga yang memiliki potensi dan kreativitas seperti yang ditunjukkan oleh KWT Darma Lestari.

“Mungkin bukan hanya Desa Labuhanratu VII saja, desa-desa lain pun bisa berinovasi dan menciptakan keterampilan yang menjadi sumber pendapatan,” tambahnya.

Ela juga menyatakan akan membantu mempromosikan batik ekoprin agar lebih dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. (*)

Dilaporkan oleh : Redaksi Umum