Klik Gambar
Kota Metro-(HPN)- Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) sukses gelar ulang tahun ketiga dengan mengangkat tema ‘Gotong Royong Untuk Negeri’, Minggu (31/10). Ulang tahun Payungi tahun ini diadakan dari tanggal 28-31 Oktober 2021 di RW 07 Kelurahan Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro.
Sejak didirikan pada tanggal 28 Oktober 2018, Payungi kini telah mencatatkan omset gelaran sebesar 5,3 Milyar dengan omset per gelaran mencapai 45-57 juta. Dengan memberdayakan warga RW 07 Kelurahan Yosomulyo dan para anak muda kreatif.
Pada perayaan ulang tahun kali ini, Payungi menggelar berbagai kegiatan. Mulai dari kegiatan Bedah Buku Saku Penggerak Ekonomi Wisata dan Titik Awal Women and Environment Studies (WES), Diskusi tentang Arsitektur Lokal, Ruang Kreatif dan Kampung Tematik, Launching Bank Sampah Mubadalah Payungi, Pameran Lukisan, Pentas Musik, Festival Ekonomi Kreatif, Jamming Mural, Launching Kampus Desa Emas, Pidato Kebudayaan, Waqaf Qur’an hingga Payungi Award dan Tumpengan.
Penggagas Payungi Dharma Setyawan menjelaskan bahwa selama tiga tahun ini Payungi telah melakukan berbagai kegiatan. “Selama 3 tahun, selain rutin menggelar gelaran pasar kreatif setiap hari Minggu, di sini (Payungi) juga terdapat kegiatan Sekolah Desa, Sekolah Wisata, Sekolah Perempuan, lahir Payungi University, Women and Environment Studies, Kampung Bahasa Payungi dan Kampung Kopi Payungi,” Pungkasnya.
Ia juga menabahkan bahwa Payungi dapat bertahan sejauh ini karena adanya gotong royong yang dilakukan secara konsisten oleh warga dan kolaborasi yang dibangun baik bersama para stakeholder.
Ketua Pasar, Ahmad Tsauban memaparkan bahwa Payungi akan terus menciptakan berbagai inovasi baru, salah satunya ingin mendirikan Pesantren. “Setelah merenovasi Mushola menjadi dua lantai, kami (penggerak Payungi) saat inisedang berupaya untuk mendirikan Pesantren untuk dijadikan pusat pembelajaran ilmu agama dan mendidikan spiritualitas dan skill anak-anak muda di sini,” paparnya.
Payungi sejauh ini telah menjadi pelopor lahirnya pemberdayaan di berbagai daerah. Terdapat 16 pasar kreatif dan kampung kreatif telah berdiri di 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang terinspirasi dari gerakan yang dilakukan oleh Payungi. Disamping itu terdapat lebih 200 penggerak dari Desa/Kelurahan telah mengikuti Sekolah Desa di Payungi.
“Payungi menjadi contoh pemberdayaan yang mampu merangkul semua elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan bergotong royong bersama menciptakan kemandirian ekonomi. Selain itu, payungi hadir sebagai ruang untuk membangun kreativitas dan melahirkan sumber daya manusia yang unggul,” tandas Dharma Setyawan. (*)