Klik Gambar
SUKADANA-(HPN)- Tokoh masyarakat yang juga anggota DPRD Lampung Timur periode 2014-2019 Azzohiri mengkritisi lagu shalawatan yang dinyanyikan Bupati Lampung Timur M.Dawam Rahardjo. Pasalnya, lagu yang menyangkut figur Nabi Muhammad, SAW itu diubah arti dan makna nya dan menimbulkan persepsi kurang baik bagi warga Lampung Timur. 12 November 2022.
Azzohiri yang juga penyimbang adat mengatakan, pada tiap kali acara yang digelar warga atau organisasi tertentu, Bupati Lampung Timur M.Dawam Rahadro selalu menghadiri acara tersebut. Pada acara yang tak jarang menyuguhkan hiburan itu, Bupati Dawam Rahardjo selalu didaulat untuk bernyanyi. Orang nomor satu di kabupaten berpenduduk lebih dari satu jiwa itu lalu menyanyikan lagu shalawat nabi.
Pada awal bait- bait lagu tersebut, bupati yang diikuti pengunjung, memuji nabi akhir zaman Muhammad,SAW. Tapi, pada pertengahan lagu, bait-bait tersebut diubah atau diaransemen dengan makna lain yang menjurus ke muatan politik atau keinginan bupati untuk maju ke periode berikutnya.
“Shalawatan itu sangat mulia. Tapi, jika maknanya dirubah, sama saja telah melukai hati umat muslim dan bisa jadi mencemoohkan Nabi Agung Muhammad,SAW,”kata Azzohiri Sabtu (12-11).
Menurut Azzohiri, jika Bupati Dawam ingin menyampaikan niatnya pada tiap kali safari politik lewat lagu, hendaknya memilih lagu lain yang dapat diganti syairnya. Bupati Dawam tak harus membawakan lagu yang bernuansa atau menyangkut agama tertentu.
Sehingga hal itu dapat menimbulkan kegaduhan bagi warga Lampung Timur.”Lagu-lagu di negeri ini jumlahnya ribuan dan bisa diganti syairnya sesuai selera kita. Kenapa shalawatan yang maknanya diubah-ubah. Inikan bisa memunculkan kegaduhan,” tegas Azzohiri.
Oleh sebab itu, kata dia, karena akhir-akhir ini Bupati Dawam Rahardjo pada tiap acara selalu menyanyikan lagu religi yang telah diubah maknanya, hendaknya segera dihentikan atau diganti dengan lagu lain yang bersifat universal.
“Saya dapat informasi jika lagu shalawatan itu berjudul ‘Joko Tingkir’. Inikan lebih parah lagi,” ujar Azzohiri.
Dia menambahkan, mengingat Indonesia termasuk Lampung Timur akan memasuki tahun politik yakni pemilu legislatif dan pemilihan presiden, hendaknya para tokoh yang punya kepentingan politik mampu bersikap dan bertindak yang profesional, tidak diskriminatif dan menyejukkan hati rakyat.
“Hemat saya, safari politik lewat lagu, itu sangat menarik. Tapi, jika lagu keagamaan seperti shalawatan maknanya diubah-ubah. Itu yang tidak menarik dan dapat melukai hati umat,” ujar Azzohiri. (Red)