Klik Gambar
Lampung Timur-(HPN)- Kabupaten Lampung Timur, menjadi tuan rumah penyelenggaraan Hari Migran Internasional Tahun 2023, yang dihadiri langsung oleh Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, pada Senin (18/12) kemarin.
Acara meriah tersebut dihadiri juga oleh Bupati Lampung Timur Hi M Dawam Rahardjo, dan jajarannya, unsur Forkopimda Provinsi Lampung, serta Tamu-Tamu Kehormatan, termasuk para undangan lainnya.
Sumarni, salah seorang Mantan Pekerja Migran, pada Selasa (19/12), menyampaikan rasa keprihatinannya, atas penobatan Kabupaten Lampung Timur, sebagai salah satu daerah terbesar pemasok pekerja migran diluar negeri.
Keprihatinannya tersebut, berlandaskan pada pengalaman pribadinya, yang ternyata sangat kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang layak, di tanah kelahirannya, di Kabupaten Lampung Timur.
“Sulitnya mendapatkan peluang pekerjaan dengan penghasilan yang layak, di Kabupaten Lampung Timur, akhirnya menjadi pil pahit, yang harus saya telan, sebelum kemudian saya memutuskan meninggalkan keluarga, menjadi Pembantu Rumah Tangga atau bahasa kerennya Pekerja Migran, selama beberapa tahun diluar negeri,” terangnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa pilihan ahir, menjadi pekerja migran, bukan diraih tanpa ancaman resiko yang besar, karena selain konsekuensi jauh dari keluarga dengan durasi waktu yang lama, keamanan dan keselamatan juga menjadi taruhannya.
Menurutnya, resiko berkerja tetapi tidak dibayar oleh majikan yang “nakal”, menjalani kehidupan yang jauh dari kata layak atau dimanusiakan, ancaman kekerasan fisik dan psikis, bahkan pelecehan seksual, atau tindakan yang berisiko pada kematian, merupakan konsekuensi yang dihadapi setiap pekerja migran diluar negeri.
Oleh karena itu, dirinya mempertanyakan apakah Kabupaten Lampung Timur, layak Bangga atau justru Malu dan Prihatin, menerima penobatan sebagai salah satu daerah yang menjadi pemasok terbesar pekerja migran keluar negeri.
“Menurut saya, Pemerintah yang hebat, adalah yang berhasil membangun serta mensejahterakan warga masyarakatnya, dengan mengedepankan sumber daya dan kemampuan yang ada didaerahnya.
Kalau yang sejahtera cuma pejabatnya, dan rakyatnya buat cari kerja dengan penghasilan yang layak aja sulit, bahkan sampe harus kerja keluar negeri, apa kita masih harus bangga, sama pemerintah kita,” tegas Sumarni. (*)