Klik Gambar
Kota Metro-(HPN)- Monitoring Kelurahan Model Konvergensi Penanganan dan Pencegahan Stunting Sekaligus Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak, kegiatan ini dilaksanakan di SLB Insan Madani/ PUSPA GAHARU, Kamis, (13/10/2022).
Sebagai Ketua bidang II TP-PKK Provinsi Lampung Rusdiana Adi, melakukan monitoring dan evaluasi program desa dan kelurahan model konvergensi penanganan dan pencegahan stunting, serta desa kelurahan ramah perempuan dan peduli anak di Kota Metro.
Kunjungan kerja ini bertujuan untuk penyelarasan agenda kerja Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, dengan memprioritaskan 3 isu utama yaitu pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak dan pencegahan stunting.
Isu pemberdayaan perempuan hakikatnya bukan menjadikan ibu-ibu sebagai pesaing bagi bapak-bapaknya, tapi ibu-ibunya diharapkan bisa menjadi mitra dan pelengkap bagi bapak-bapaknya, serta bisa menyiapkan anak-anaknya menjadi generasi berkualitas.
“Kenapa permasalahan stunting atau kerdil ini menjadi sangat penting. Karena stunting akan berakibat pada menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas,” jelasnya.
Lanjutnya, meskipun berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) capaian Provinsi Lampung dalam penurunan stunting sudah cukup baik, dari 26,26 % pada tahun 2019 menjadi 18,15% di tahun 2021 dibawah nasional 24,4%. Akan tetapi masih dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkan Provinsi Lampung bebas stunting.
Walikota Metro Wahdi Siradjuddin, memaparkan berdasarkan Data Elektronik Pencatatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) pada Bulan Agustus 2021, didapatkan rata-rata Prevelensi Stunting pada 22 kelurahan di Kota Metro berkisar 7,3 persen. Sedangkan progress pelaporan per bulan Februari 2022 rata-rata Prevelensi Stunting pada 22 kelurahan di Kota Metro berkisar pada 6,7% sehingga sudah terjadinya penurunan kurang lebih berkisar 0.6% (7.3 % – 607 %).
“Untuk jumlah balita stunting se Kota Metro pada Bulan Agustus 2021 berjumlah 579 orang, dengan rata-rata jumlah kasus stunting sebanyak 27 kasus. Per bulan Februari 2022 jumlah balita stunting di Kota Metro sebanyak 530 kasus dengan rata-rata jumlah kasus stunting sebanyak 24 kasus,” paparnya.
Lanjutnya, khusus untuk Kelurahan Ganjar Agung, pada Bulan Agustus 2021 didapatkan rata-rata Prevelensi Stunting berkisar 4,9894% sedangkan per bulan Februari 2022 mencapai sehingga didapati trend kenaikan sebanyak 5.45 % (10,43% – 4,98%). Adapun jumlah Balita Stunting di Kelurahan Ganjar Agung pada Bulan Agustus 2021 sebanyak 15 kasus. Per bulan Februari 2022 terdapat 29 kasus ditemukan terjadinya kenaikan jumlah balita stunting sebanyak 14 kasus atau sekitar 9383 %, sebenarnya secara capaian Kota Metro pada tahun 2022 justeru mengalami penurun.
“Adapun jumlah Keluarga Berisiko Stunting pada Kalurahan Ganjar Agung berdasarkan Pendataan Keluarga 2021 terdapat 696 keluarga (74,4 %) tidak berisiko berkisar 239. Dapat diketahui bahwa Keluarga Berisiko adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon pengantin/lbu Hamil/Anak usia 0 – 23 bulan/anak usia 24 -59 bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak. Hal ini berdasarkan (Peraturan Kepaıa BKKBN No. 12 tahun 2021),” jelas Wahdi.
Lanjutnya Wahdi juga menerangkan terkait pembangunan Kota Metro yang berpihak kepada masyarakat dan menyentuh langsung untuk kepentingan masyarakat. Khususnya dalam rangka mewujudkan visi Kota Metro, Terwujudnya Kota Metro Berpendidikan, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya.
Silfia Naharani sebagai Ketua TP PKK, juga mengatakan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kota Metro termasuk di Kelurahan Ganjar Agung, yaitu
1. Penyediaan data keluarga berisiko Stunting
2. Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting
3. Surveilans Keluarga Berisiko Stunting
4. Audit kasus Stunting
5. Pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Adapun upaya yang kita lakukan mewujudkan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) di Kelurahan Ganjar Agung yaitu, Pembentukan Tim Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA). Membentuk dan Melatih Relawan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak).
Pertemuan Penggerakan dan Pemberdayaan masyarakat dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) dan Penguatan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA). Penataan Administrasi Kelurahan sesuai dengan Panduan Fasilitasi KRPPA (10 Indikator KRPPA). Kegiatan lainnya yang mendukung pengembangan kegiatan KRPPA.
Sementara itu, Silfia Naharani juga mengatakan, dalam menekan kasus stunting seluruh jajaran Forkopimda Kota Metro dan instansi vertikal telah melaksanakan komitmen bersama dalam mendorong percepatan penanganan stunting.
“Selain itu, kita juga sudah bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Lampung dalam menanggulangi masalah ini. Semoga angka stunting di Kota Metro dapat terus berkurang,” ujarnya.
Acara ini dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama tentang penguatan kebijakan, koordinasi, dukungan dan pendampingan bagi calon pengantin, ibu hamil dan ibu pasca saling oleh tim pendamping keluarga dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting.
Disela-sela kegiatan tersebut, Ketua TP PKK Provinsi Lampung yang di wakili Ketua bidang II TP-PKK didampingi Walikota Metro, dan ketua TP PKK Kota Metro memberikan 1 mesin jahit dan 1 oven, 1 Kursi Roda, Alat Bantu Jalan, dan Alat Bantu Dengar kepada masyarakat.
Kemudian, bantuan stimulan budidaya ikan dalam ember dari Dinas Kelautan Provinsi Lampung, bantuan stimulan paket kebun berupa bibit tanaman, buah dan sayur. Stimulan 3000 butir telur untuk anak sekolah dalam upaya pencegahan stunting. Alat perlengkapan masak dan juga pemberian rompi dan alat tulis sekolah untuk anak anak sekolah. (Rilis/Eko)