Klik Gambar
Lampung Timur-(HPN)- Ngamen dari pasar ke pasar, itulah pekerjaan yang ditekuni oleh Wasit (54) warga Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung mengais rezeki sehari-hari
Ia dijumpai saat memarkir motornya di area parkiran di pusat perbelanjaan Pasar Kota Sukadana di Jalan Soekarno-Hatta Desa Pasar Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
Pekerjaannya itu telah ditekuni sekitar sepuluh tahun dengan cara berkeliling dari pasar ke pasar disetiap Kabupaten/ Kota se-Propinsi Lampung.
Uang hasil jerih payahnya mengamen itu digunakan untuk menafkahi istri dan keempat orang anak-anaknya.
“Nama saya Wasit dari Kota Gajah, (jadi pengamen) sekitar sepuluh tahunan,” tutur Wasit usai mempersiapkan sound system dan mikrofon di area parkiran motor di kompleks pusat perbelanjaan Pasar Kota Sukadana pada Kamis, 30 November 2023 sekitar jam 08.30 WIB.
Pengamen itu telah mengelilingi seluruh pasar-pasar yang terdapat di 15 Kabupaten/Kota se-Propinsi Lampung.
“Pasar di wilayah Lampung Tengah, Kota Bandar Lampung, (Lampung Utara) sudah, (Lampung Selatan) sudah, (Tulang Bawang) sudah, Liwa (Lampung Barat, Unit Dua, Mesuji, terus Lampung Selatan Kalianda, Pringsewu, semua udah,” kata pengamen itu.
Penghasilannya mencapai Rp.200,000. sesuai dengan kondisi kesehatan pisik sedari pagi sampai tengah hari.
“Kalau sehari tinggal dari (kesehatan) badan kita, kalau badan kita fit bolehlah (uang) dua ratus ribu sampai jam dua belas,” imbuhnya.
Uang hasilnya untuk menafkahi istri dan empat anaknya, tiga dari empat anaknya telah menikah dan yang bungsu masih sekolah menengah atas (SMA).
“Anak yang udah nikah tiga, masih satu (lagi yang belum nikah) sekolah SMA,” terang pria kelahiran tahun 1969 itu.
Kesannya, ia mensyukuri nikmat atas rezeki yang diperolehnya dari hasil mengamen keliling pasar.
“Kalau kesan, saya merasa bersyukurlah dengan pekerjaan ini, yang penting intinya saya mencari (uang) yang halal disekitar pasar,” ucapnya.
Bilamana terdapat diantara masyarakat atau pedagang yang enggan memberi uang, hal itu dianggapnya bukan rezeki.
“(Pedagang yang tidak memberi uang) itu berarti bukan rejeki saya, (yang memberi uang) berarti itu rejeki saya (mengucap) bersyukur,” urainya.
Untuk menghibur, Wasit menyanyikan lagu dangdut ciptaan Haji Rhoma Irama, selain itu ia juga siap menyanyikan lagu sesuai permintaan atau request.
“Kalau saya nyanyi lagu dangdut Rhoma Irama, kalau ada yang minta lagu lain juga bisa,” tutupnya.
Bermodalkan suara dan speaker serta mikrofon dibonceng diatas motornya, Wasit berangkat dari rumahnya dari Kota Gajah menuju Kota Sukadana berjarak 30 kilometer yang menghabiskan waktu sekitar 46 menit.
(Ropian Kunang)