Pelantikan Ketua dan Pengurus GLD Waykanan

| 𝕿𝖊𝖗𝖎𝖒𝖆𝖐𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕵𝖆𝖉𝖎 𝕻𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆 𝕾𝖊𝖙𝖎𝖆.

Klik Gambar

Waykanan (HPN) – Pencanangan Kabupaten Waykanan Sebagai Kabupaten Literasi dan Pelantikan Ketua dan Pengurus Gerakan Literasi Daerah (GLD), bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Kabupaten setempat. Selasa (07/01/2020).

Dalam sambutan secara tertulis Bupati Raden Adipati Surya menyampaikan, “Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Waykanan saya mengucapkan Selamat atas Pelantikan Ketua dan Pengurus Gerakan Literasi Daerah (GLD) pada hari ini. Mudah-mudahan kepengurusan yang dikukuhkan pada hari ini akan membawa kemajuan bagi Literasi Daerah kita.” ujarnya.

Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia.
Budaya literasi dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan Kesejahteraan dunia.

Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat menyaingi persaingan global.

Baca Juga :  Arus Balik NATARU, Penumpang Kereta Melonjak

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia khususnya Kabupaten Waykanan harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat.
Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh world economic forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak. Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca ini pula literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan) dapat ditumbuh kembangkan.

Baca Juga :  Virtual, Sekda Waykanan Hadiri Pelatihan UMKM Mandiri

Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Daerah (GLD) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti.
Layaknya suatu gerakan, pelaku GLD tidak hanya didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepentingan, seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/lembaga lain.

Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep, kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada kampanye literasi sangat penting agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. GLD diharapkan menjadi pendukung keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi.
Bapak-bapak, ibu-ibu yang saya hormati,
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Akhirnya Saya ucapkan selamat bekerja kepada Ketua dan Pengurus Gerakan Literasi Daerah (GLD) yang dilantik pada hari ini. (Zainal)

Dilaporkan oleh : Redaksi Halopaginews