Klik Gambar
Kota Metro-(HPN)- Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Provinsi Lampung menggelar acara Bedah Buku Saku Penggerak Ekonomi Wisata dalam rangka perayaan hari ulang tahun Payungi yang ketiga tahun di Tobong Space Payungi, Kamis, (28/10). Acara yang berlangsung di Payungi tersebut dihadiri oleh Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi Lampung H. Ade Utami Ibnu, SE , DPD RI KH. Ir. Abdul Hakim, MM, DPR RI Ela Siti Nuryamah, S. Sos (secara virtual) dan Sekretaris GenPI Lampung sekaligus Penulis Buku Saku Penggerak Ekonomi Wisata Mustika Edi Santosa, SE.
Dalam acara Bedah Buku Saku Penggerak Ekonomi Wisata juga turut dihadiri oleh Pengagas Pasar Yosmulyo Pelangi (Payungi) Dharma Setyawan, MA, Ketua IPSI Metro Uni Titis dan Ketua GenPI Provinsi Lampung Abdul Rohman Wahid, S.Sy serta oleh para mahasiswa dari Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro, komunitas dan warga.
Mustika Edi Santosa selaku penulis dan sekretaris GenPI Lampung ini, mengungkapkan bahwa ada tiga hal penting di dalam buku ini. “Dalam buku ini terdapat tiga hal penting yang ingin saya sampaikan, yaitu gotong royong, kolaborasi dan penggerak,” pungkasnya.
“Buku ini hadir dari refleksi kami (penggerak Payungi) lakukan selama tiga tahun ini. Payungi sejauh ini tumbuh dan berkembang tentu tidak lepas dari adanya gotong royong dari masyarakat. Kemudian, Payungi juga mendorong hadirnya kolaborasi pentahelix dalam membangun ruang kreatif, di mana akademisi, komunitas, media, pengusaha dan pemerintah berkontribusi bersama-sama. Selain itu juga, yang tidak kalah penting yaitu di Payungi adanya para penggerak unggul yang terus mengembang pengetahuannya dan gerakannya,” Imbuhnya.
Terdapat enam materi di dalam Buku Saku Penggerak Ekonomi Wisata ini. Enam materi tersebut meliputi Pemetaan Sosial, 3A Pariwisata dan Ekomoni Kreatif, Trilogi Pembangunan Desa dan Community Approach, Digital Tourism, Kolaborasi Pentahelix Pariwisata serta SDGs Desa dan Pemberdayaan.
Ade Utami Ibnu memaparkan bahwa buku tersebut menjadi karya yang luar biasa. “Buku ini sangat luar biasa, sebab isinya merupakan hasil dari pengalaman gerakan yang telah dilakukan oleh sang penulis bersama warga di Payungi. Kita ketahui sekarang Payungi tumbuh menjadi ruang kreatif yang mampu memberdayakan masyarakat bahkan ia menjadi inspirasi lahirnya pasar-pasar kreatif di Lampung,” Ungkapnya.
Abdul Hakim juga mengungkapkan bahwa buku tersebut sangat baik untuk dijadikan pedoman bagi kita sebagai penggerak. “Kita harus terus membangun dan menumbuhkan para penggerak-penggerak unggul, baik secara spiritual, intelektual, mandiri dalam ekonomi, berjiwa sosial dan punya kepekaan sosial,” Tambahnya.
Sedangkan Uni Titis menjelaskan bahwa saat ini anak muda harus bergerak kreatif. Ia mengatakan, “Anak muda jika ingin sukses harus terus mampu berkarya dan berinovasi. Dengan diiringi Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawadhu.”
Kegiatan ini bertepatan dengan hari sumbah pemuda, di mana juga tepat Payungi berusi tiga tahun sejak di launching pada tanggal 28 Oktober 2018. Payungi kini telah tumbuh menjadi pasar kreatif dengan catatan omset setiap gelaran mecapai 50-55 juta dan selama tiga tahun ini telah tercatat omset lebih dari 5 Milyar.
“Payungi tumbuh menjadi pasar kreatif yang memberikan ruang bagi warga untuk berdaya. Di sini (Payungi) warga bergotong rotong, membentuk pasar, menghadirkan ruang diskusi, mural, musik, lukisan dan berbagai kegiatan yang bisa dinikmati oleh siapapun,” Ungkap Dharma Setywan.
Ela Siti Nuryaman juga sangat takjub dengan pencapaian yang diraih oleh Payungi. “Tentu Payungi bisa sejauh ini tidak lepas dari para penggerak dan warganya yang terus solid. Bahkan mereka mampu memproduksi pengetahuan dan karya seperi buku ini. Luar biasa.” Tandasnya.
Buku Saku Penggerak Ekonomi Wisata semoga bisa menginspirasi banyak orang. “Semoga buku ini dapat menginspirasi, sehingga akan banyak ruang-ruang kreatif yang tercipta dan semakin banyak warga mampu bedaya serta mandiri secara ekonomi,”Pungkasnya Mustika. (*)